Hari Senin biasanya merupakan hari yang crowded bagi sebagian besar orang. Senin identik dengan harus dimulainya semangat baru dalam beraktivitas lima hari ke depan setelah rehat sejenak di hari Sabtu hingga minggu. Namun, ke crowded-an itu sepertinya tidak berlaku untukku. Hampir 1 bulan ini, Seninku terasa amat lapang. Tidak ada deadline, tidak ada keharusan masuk pagi.
"Ah Seninku yang indah" gumamku dalam hati sambil menghirup gas yang hadir dari hasil fotosintesis tumbuhan bersama embun pagi. Namun, ternyata seninku di minggu ini berbeda dari biasanya. Senin ini tak terasa sudah satu minggu aku mengikuti kegiatan One Day One Post (ODOP) di mana setiap minggunya akan ada 1 kali tantangan menulis bertema. Tema yang diusung minggu ini adalah cerpen tentang buruh. Kupikir deadlineku telah selesai Minggu sebelum 23.59 tapi nyatanya Senin tepat pukul 06.20WIB, ketika perjalanan ke tempat kerja WAku berbunyi
"Kak, mau confirm. Tulisan setoran tantangannya bukannya cerpen ya? kalau mau direvisi. Kami kasih waktu perbaikan sampai pagi ini pukul 09.00 ya Kak.
Betapa kagetnya aku membaca WA ini selepas lebih kurang 30 menit perjalanan. Saat itu juga bertepatan dengan hari pelepasan siswa di mana semua guru di undang untuk hadir pukul 07.00.
"Monggo Bapak Ibu, ditunggu di lokasi acara", ajak kepala humas yang diberi amanat bapak kepala sekolah untuk mengundang bapak dan ibu guru.
Otak dan tanganku langsung bergerak cepat. Aku berharap di sisa waktu ini bisa menyelesaikan. "Ah ternyata aku tak sanggup, menulis tidak semudah membalikkan telapak tangan", gerutuku kesal.
Oke fine aku berhenti, aku mengikuti apa yang seharusnya aku ikuti. Laptop dan handphone aku tanggalkan. Kakiku melangkah ke lapangan tempat acara pelepasan.
“Gimana ya caranya agar tetap bisa menyelesaikan? Coba dari HP deh.”
Sambil berjalan, arah pandanganku tertuju pada HP, mencoba mengotak-atik agar aku bisa mengerjakannya via HP.
“Hih, susah ternyata, tak seleluasa di laptop!”, aku begitu kesal tidak terbiasa mengerjakannya di HP.
Akhirnya aku benar-benar pasrah berdiri di lokasi acara pelepasan dengan pikiran yang tak mau menyerah begitu saja. “aku masih ingin bertahan, aku tidak mau kalah!”. Aku terus mencari ide bagaimana aku tetap bisa mengerjakan hingga akhirnya Tuhan memberiku jalan. Petugas acara pelepasan belum sepenuhnya siap. Pembina membimbing mereka untuk gladi bersih. Momen tersebut aku gunakan untuk “kabur” sejenak ke ruang guru mengerjakan cerpenku.
“Yes, aku berhasil, ayo otak dan tanganku bekerja samalah! Mari kita selesaikan di waktu singkat yang diberikan oleh Tuhan untuk memperbaiki tulisan.”
Tanganku mulai aktif menyusun rangkaian kata membentuk sebuah cerpen sederhana. Sejujurnya ceritanya tidak begitu aku suka. Namun, akibat kesalahan literasi dan managemen waktu yang masih belum baik, mau tidak mau aku harus mengumpulkan cerpen dengan ide super kilatku.
“Alhamdulillah akhirnya tersubmit! Yey! I did it!” Betapa girangnya aku berhasil menyelesaikan sekitar pukul 8.00WIB. apapun hasilnya aku pasrah kalau memang tulisanku dinilai buruk atau bahkan salah.
Kemudian sekitar pukul 9.00WIB ada pengumuman di grup terkait eliminasi. Ternyata ada 1 orang dgrup kecil yang dieliminasi. Alhamdulillah nama itu bukan aku. Betapa senangnya aku, satu minggu bisa aku lalui walaupun dengan pressure tinggi karena masih masa adaptasi. Semoga aku bisa memanfaatkan kesempatan yang diberikan ini dengan lebih baik lagi di dunia kepenulisan.
Dari Seninku ini aku belajar tentang pentingnya literasi dan memahami dengan seksama perintah yang diberikan. Kedua, aku evaluasi diriku yang masih belum bisa memanagemen waktu dengan baik. Terbatasnya ide akibat minim literasi membuatku sulit untuk cepat menuangkan pikiran ke dalam tulisan,
Saya ingin sekali ketawa pas baca cerita ini. Bagi saya penuh kelucuan. Tapi sya rasa tidak bagi Kak Pristiana. Namun, Alhamdulillah akhirnya berhasil menyelesaikan tantangan dan lolos di babak selanjutnya. Dipikiran saya pas jam 9.00 bertepatan pengumuman eliminasi, di tengah upacara Kakak berteriak “yes I did it”. Sambil senyum-senyum karena dilihatin teman guru yang lain. 😃
BalasHapusWah aku malah tiap hari hectic bgt mbak apalagi kalau pagi², wkwkwk. Alhamdulillah ya mbak akhirnya bisa nulis disela² kesibukannya. Akupun sama masih manage waktu nih, makanya ngerasa ngos-ngosan bgt. Aku juga udah ga sanggup nulis di hp skrng, tapi kalau ngedit aku masih di hp 😂
BalasHapusWah keren banget perjuangannya Kak. Tapi memang kalo challenge kita wajib teliti baca instruksi. Aku biasanya cek dan ricek berkali-kali, tapi kadang masih suka missed juga dan ga sesuai dengan yang diminta panitia hehehe. Akhirnya rela aja ga dapat poin sempurna
BalasHapusSama nih aku juga lebih suka nulis di laptop. Sayangnya aktivitas sehari-hari gak memungkinkan untuk itu. Kalau maksain pake laptop malah kemungkinan aku gak akan bisa nulis2.. Hehe. Jadi mau tak mau mencoba beradaptasi dengan menulis lewat handphone.. Yang penting tulisan bisa selesai. Tetap semangat semua. Masih ada beberapa minggu lagi. Semoga ga ada lagi yang dieliminasi huhu.. Aamiin.
BalasHapusI can feel you, Mba. Sejak si anak kecil ngoprek laptop berakhir mati total, sekarang kerja di hp dulu. Kita tetep semangat ya
BalasHapusKeren sih kak buat aku yang harus seharian nunggu ide buat nulis..
BalasHapusTapi kakak berhasil sks, sistem kebut sejam... 🙈
Keren sii yang bisa nulis segitu cepatnya. Aku butuh waktu buat mikirin idenya
BalasHapusSemangat, mbak. Aku juga tim deadliner. Semoga kita bisa bersama sama sampai hari terakhir. 💪
BalasHapusInilah yang sering disebut ke power of kepepet wkwkwk intinya jangan nyerah dulu, asal diusahakan pasti kelar. Keren banget kakak gak putus asa begitu aja. Aku salut. Aku juga sama seperti kakak, masih berusaha mengelola waktu huhu. Diri ini masih suka nurutin mood. Makanya suka keteteran. Semangat terus kaak
BalasHapusKereen. Salut sama semangatnya yang gak mau menyerah begitu saja. Nulis kilat di bawah tekanan kayak gitu sangat gak mudah (kayaknya kalau saya bakal nyerah aja deh)
BalasHapusSekarang jadi cerita lucu kalau diingat-ingat ya. Padahal waktu kejadian pasti adrenalin Kak Pristiana terpacu kencang 😄
suka sama semangatnya kak, Bismillah nular ke aku..
BalasHapusSalut kak. Keren banget, semangatnya nular buat yang mau berusaha dan nggak nyerah. Nulis kilat adalah semangat yang tangguh menurutku
BalasHapusPengalaman yang dituliskan selalu keren
BalasHapus