Bulan Mei dari tahun ke tahun diawali dengan peringatan hari buruh . Buruh menurut kamus bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah. Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Tahun ini merupakan tahun pertama Bima diikutsertakan dalam aksi Hari Buruh 1 Mei.
Pak
Jaya : “Bima, tolong besok disiapkan peralatan yang diperlukan untuk aksi kita
besok ya?”
Bima : “siap, Pak, saya sudah menyiapkan peralatannya siang tadi.”
Walaupun Bima sudah terlihat siap dengan semua peralatan untuk besok, sebenarnya hatinya masih belum siap. Masih ada pertanyaan yang belum dia temukan.
“Kenapa
harus ada aksi ini? Kenapa harus 1 Mei? Apa tidak lebih baik bekerja saja,
lebih bermanfaat waktuku”, gumam Bima dalam hati.
“Hei
Bima! Kenapa kamu melamun? Apa yang kamu pikirkan?” , sapa Sinta yang berjalan
pulang melewati Bima.
“Eh
hai Sinta. Hehehe, bukan apa-apa, cuma ada rasa malas saja karena besok aku
diikutkan dalam aksi May Day”, jawab
Bima yang tersadar dari lamunannya.
“Kenapa
malas? Bukannya enak libur kerja? Hahaha”,Tanya Sinta.
“Sejujurnya
aku malas mengikuti aksi besok. Jiwa ragaku belum ada feel untuk ikut acara itu, mending aku kerja daripada ikut aksi
yang aku tidak tahu untuk apa”, jawab Bima
“Wajar,
kamu kan baru pertama kali menjadi pekerja di sini. Di sini memang sudah jadi
tradisi perayaan May Day walaupun tidak ada tuntutan yang berarti karena memang
perusahaan kita aman-aman saja”, kata Sinta memaklumi.
“Memangnya
kamu pernah ikut aksi ini, Sin?”, tanya Bima penasaran.
“Pernah
dong. Dulu awalnya aku juga merasa sepertimu Bim. Cuma bedanya dulu aku kepo
sama sejarahnya kemudian aku cari tau ceritanya.”
“Wah
aku jadi kepo, ceritakan ke aku dong sambil kita ngopi, mau?” ajak Bima.
“Baiklah, ayo!”
Ternyata gayung bersambut, pertanyaan yang diajukan Bima dalam lamunannya akan dijawab oleh Sinta.
“Mas, pesan pisang coklat 1, kentang goreng 1, dan minumnya jus apel 2 ya,” Bima memesankan camilan dan minuman untuk dia dan Sinta. Kemudian dia bergegas bertanya kepada Sinta sejarah May Day, “Gimana sih Sin sejarahnya? Sejak kapan hari buruh harus diperingati?”
Sinta mencoba menjelaskan sambil memperbaiki posisi duduknya. “Begini Bim, pada jaman penjajahan Belanda, buruh adalah orang-orang pekerja kasar seperti kuli, tukang, dan lain-lain. Di Amerika Serikat, May Day dikenal sebagai Hari Pekerja Internasional untuk merayakan hak-hak buruh dan delapan jam kerja sehari. Saat itu, kondisi kerja di Amerika Serikat sangat buruk, terutama di sektor industri. Pekerja diharuskan bekerja 16 jam per hari dengan gaji yang sangat rendah. Para pekerja juga bekerja tanpa jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang memadai. Pada tahun 1886, mulailah sebuah gerakan pekerja berkembang di Amerika Serikat yang memperjuangkan hak-hak pekerja. Sejarah Hari Buruh berlanjut pada tahun 1889, sebuah konferensi internasional di Paris diadakan untuk memperingati perjuangan para pekerja dan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja. Konferensi tersebut menyerukan peringatan internasional setiap tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.”
“Kalau kondisi di Indonesia sendiri bagaimana, Sin? Kenapa harus ada peringatan juga?”
Sinta mencoba menjelaskan kembali apa yang pernah disampaikan seniornya dulu. “Di Indonesia, May Day sudah diperingati sejak tahun 1920 silam. Namun, ketika masa pemerintahan Presiden Soeharto, hari Buruh tersebut tidak lagi diperingati di Indonesia. Sejak saat itu, 1 Mei tidak dijadikan hari libur nasional. Setelah era Orde Baru berakhir, meskipun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hari Buruh ditetapkan sebagai hari libur nasional hingga saat ini.”
Bima menghela nafas mendengar penjelasan Sinta yang luar biasa. Kemudian dia teringat berita di televisi yang dia tonton semalam. “Sin, sebenarnya aku sedikit takut dengan Indonesia tahun 2024, perkembangan dunia digital dari tahun ke tahun sangat cepat. Apakah itu tidak akan menggerus peran manusia sebagai pekerja secara fisik?”
Sinta tersenyum mendengar pertanyaan Bima, kemudian dia menjawabnya dengan santai karena hal ini sudah pernah terpikir olehnya dan pernah pula dibahas dengan pimpinan perusahaan. “begini Bima, perkembangan zaman yang sangat pesat tantangan buruh pun berubah mengikuti zamannya. Era yang disebut saat ini adalah era transformasi digital atau Revolusi 4.0. Kemajuan teknologi di era ini menjadi salah satu mega tren yang berpotensi mengubah kondisi dalam suatu pekerjaan. Cara kerja seperti ini dapat membuat adanya pergeseran peran manusia untuk mengoperasikan suatu pekerjaan. Di satu sisi memang kemajuan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) di sektor industri merupakan sebuah perkembangan IPTEK yang tidak dapat dibendung. Namun tidak dapat dimungkiri pula bahwa revolusi industri ini justru menjadi ancaman pada aspek ketenagakerjaan misalnya dengan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran sehingga pengangguran massal di masa depan tidak akan terbendung pula. Itulah sebabnya perusahaan kita mencoba mengantisipasinya dengan turut serta dalam berbagai pelatihan yang diadakan pemerintah. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kebutuhan tenaga kerja industri menuju Indonesia 2024 mendatang diperkirakan sebanyak 20,2 juta orang. Adapun kebutuhan tenaga kerja ke depan akan mengarah pada pekerja yang memiliki skill khusus sesuai perkembangan teknologi. Agar tenaga kerja industri di Indonesia memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri, Kemenperin setiap tahun aktif menyiapkan infrastruktur kompetensi SDM Industri. Salah satunya, melalui pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Jadi, kita sebagai pekerja juga harus punya kompetensi yang juga harus selalu dikembangkan dan ditingkatkan.”
“Sin, jadi
besok adalah hari di mana para perkerja itu memperjuangkan haknya dan
mengingatkan kepada perusahaan tentang keadaan sekarang ini?”
“Iya, Bim. Para
pekerja membuat aksi agar perusahaan tidak begitu saja melupakan mereka di
tengah era digital saat ini.”
Penjelasan dari
Sinta merasuk ke jiwa Bima dan memantapkannya untuk ikut peringatan May Day besok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar