Profil Pelajar Pancasila merupakan proses penerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Profil pelajar pancasila berisi sejumlah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik didasarkan pada nilai-nilai luhur pancasila. Karakter dan kompetensi yang akan dibangun tersebut diharapkan tercermin dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, maupun ekstrakurikuler.
Dalam kurikulum merdeka, adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disingkat P5 adalah pembelajaran yang melibatkan lintas disiplin ilmu untuk mengobservasi, menganalisis, dan mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kegiatan P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi non-formal, kegiatan belajar yang fleksibel, interaktif serta lebih peka dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila, diantaranya: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan panduan beberapa tema dalam mengaplikasikan projek ini. Masing-masing satuan pendidikan dapat mengembangkan tema menjadi topik yang lebih spesifik, sesuai dengan budaya serta kondisi daerah. Satuan pendidikan juga diberi kewenangan menentukan tema yang diambil untuk dikembangkan. Tingkat satuan pendidikan SMA wajib memilih minimal 3 tema per tahun,
Menjelang akhir semester genap ini pelaksanaan kegiatan P5 di di sekolah tempat saya bekerja yaitu di SMA Negeri 1 Krian (SMANIKA) telah mencapai puncak akhir kegiatan. Setidaknya ada 3 selebrasi yang dilakukan dalam satu bulan, yaitu kelas X, kelas X program percepatan, dan kelas XI. Masing-masing koordinator yang telah ditunjuk dan pada pendamping kegiatan telah berkoordinasi merumuskan berbagai kegiatan pembelajaran yang akan didapatkan dan dikerjakan oleh peserta didik serta menentukan profil pelajar pancasila yang mana yang lebih ditekankan untuk dicapai dalam masing-masing tema tersebut.
Tema yang diambil pada kegiatan P5 kelas X adalah Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI dengan judul "Teknologi Mempermudah Hidup Manusia." Dalam tema ini diambil 2 sub tema yaitu bioteknologi dan robotika. Sebagai bekal untuk peserta didik, pihak koordinator bekerja sama dengan para narasumber yang ahli dalam bidang bioteknologi dan robotika. Narasumber tersebut diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam melaksanakan projek. Dalam bidang bioteknologi, kami menghadirkan narasumber Mohammad Nadhiem Zuhdi dari Sidoarjo. Beliau masih muda lulusan dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dengan pengalamannya yang luar biasa. Beliau berkecimpung dalam rumpun studi bioteknologi reproduksi hewan dan bioteknologi mikroba. Beliau merupakan founder dan CEO JYMU (JY Microbiology Units).
Beliau menjelaskan sejarah dari perkembangan bioteknologi, berbagai disiplin ilmu yang terlibat, menunjukkan dan menjelaskan alat bahan serta proses pembuatan bioteknologi konvensional yaitu nata de coco. Di akhir sesi beliau memberikan sesi pertanyaan untuk para peserta didik di mana hadiahnya adalah starter untuk membuat nata de coco di rumah.
Narasumber kedua untuk memperkuat ilmu robotik, kami menghadirkan Bapak Arief Andhi Yudanarko dari Sidoarjo. Beliau merupakan pendiri Komunitas Kampung Robot pada tahun 2011 dan diresmikan pada tahun 2016 menjadi Perkumpulan Komunitas Kampung Robot. Pengalaman pertama dalam perlombaan robot pada saat mengikuti NHK Robocon 95 Osaka Japan tahun 1995. Beliau memberikan materi terkait robotika sangat runut mulai dari sejarah, disiplin ilmu yang terlibat, teknik yang digunakan dalam pembuatan berbagai jenis robotika. Di sesi kedua beliau memberikan alat robotika sederhana pada masing-masing kelompok untuk dirakit. Para peserta didik begitu senang mendapatkan materi yang menurut mereka sulit ternyata setelah dipelajari dengan ahlinya menjadi lebih mudah.
Dalam projek kelas X ini profil yang lebih ditekankan adalah kreatifitas, gotong royong, serta bernalar kritis. Di akhir kegiatan projek, peserta didik difasilitasi ruang untuk membuat pameran dari berbagai produk yang sudah mereka rancang baik bioteknologi maupun robotika.
Projek berikutnya adalah kelas X percepatan, di mana mereka mengusung tema kebhinekaan. Di akhir projek mereka menampilkan budaya yang ada di Indonesia serta memberikan penampilan drama dari daerah. Pentas budaya yang ditampilkan mengambil judul “Menanamkan Kebhinekaan Dalam Jiwa, Wujudkan Pelajar SMANIKA yang Berbudaya.” Selebrasi kegiatan P5 kelas X percepatan dilaksanakan secara bersamaan dengan selebrasi kegiatan P5 kelas XI tentang wirausaha. Bazar kewirausahaan yang digelar mengambil judul “Membangun Jiwa Wirausaha Dalam Diri, Menguatkan Semangat Kolaborasi Demi Mewujudkan Pelajar SMANIKA yang Mandiri”. Dalam bazar tersebut ditampilkan berbagai kreatifitas makanan maupun minuman dari tiap kelompok pada masing-masing kelas untuk diperjualbelikan. Di akhir bazar mereka diminta untuk membuat laporan sedehana terkait penjualan yang telah mereka lakukan.
Adanya Projek Penguatan Profil Pancasila ini, para pendidik mengharapkan profil yang ditanamkan selama kegiatan dapat benar-benar tertanam di segala aspek kehidupan peserta didik. Peserta didik khususnya di lingkup SMANIKA diharapkan mendapatkan inspirasi untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya serta berpartisipasi dalam pembangunan global dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi.
Masya Allah, ditengah2 kesibukan masih sempat menulis. Hebat. Semangat. Guru inovatif
BalasHapusterimakasih mam... doakan istiqomah, hehhe
HapusSetuju sekali 👍👍👍
BalasHapusterimakasih...
Hapus