Kamis, 25 Mei 2023

Namanya Kanza - Pengagum Audience (2)

Pertemuan hari itu terjadi di sebuah ruang yang dipenuhi peralatan canggih. Ruangan ini terdapat alat-alat yang terdapat untuk menunjang kegiatan praktikum dan penelitian antara lain PCR Box, mesin PCR, spin down, vortex, alat elektroforesis gel agarosa, spektrofotometer untuk analisis kuantitatif DNA, dan UV Gel Doc untuk pembacaan DNA secara kualitatif. Ruangan ini adalah laboratorium molekuler tempat Fiska dan “Si Audience” memulai petualangan inti dari proyek mereka. Fiska yang basic ilmunya di sarjana pendidikan, amat terbantu dengan “Si Audience” yang lulusan sarjana sains.

“Elektroforesis merupakan teknik yang mengukur laju perpindahan atau pergerakan partikel-partikel bermuatan dalam suatu medan listrik. Elektroforesis digunakan untuk mengamati hasil amplifikasi dari DNA yang akan kita uji serta untuk mengetahui ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu sekuen DNA tertentu sehingga kita bisa mengetahui hubungan kekerabatan dari Bubalus bubalis (Kerbau)………………………” terang “Si Audience” dengan panjang lebar menjelaskan kepada Fiska agar lebih mengenali alat-alat yang dipakai untuk praktikum nantinya.

Dari 100% penjelasan yang diberikan “Si Audience”, sepertinya hanya 50% yang benar-benar diserap oleh Fiska. Sisanya Fiska amat terkesima dengan cara Kanza menjelaskan. Ya, nama “Si Audience” itu adalah Kanza. Walaupun sudah berkenalan di acara pra pasca, namun sepertinya Fiska abai dengan lelaki satu ini. Dia baru menyadari “keberadaan” lelaki cerdas, santun, dan religious ini di proyek molekuler yang menyatukan mereka. Fiska takjub dengan penjelasan ilmiah yang diberikan tanpa meninggalkan kaitannya dengan agama. Pembahasan agama yang dipandangan Fiska sering kali membosankan, kali ini terasa hangat sampai ke dalam benaknya. Hingga akhirnya Fiska berani untuk menanyakan,

“Kanza, kenapa kamu selalu mengaitkan agama? padahal kalau dipikir-pikir, jauh sekali kaitannya tapi kamu tetap bisa mengaitkannya”

“karena aku ingin menjadi ilmuan yang tidak lupa akan agamanya. Ilmuku dapat aku gunakan sebagai media dakwahku kelak. Sejatinya ilmu yang kita dapat juga dariNya, makanya dulu aku mengambil jurusan biologi agar aku lebih dekat dengan ciptaanNya”

“Sampai segitunya?”

“Iya, keluargaku mengajarkan tujuan jangka panjang dan merekapun aktif dalam dakwah jadi aku sudah terlatih. Mereka tidak pernah memintaku kuliah tinggi, tetapi mereka selalu memotivasiku meraih keinginanku yang ingin mempelajari ilmu biologi ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan tidak menutup kemungkinan nantinya aku ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri, selain untuk belajar sekalian untuk jalan-jalanlah, hehehe.”

Sekali lagi Fiska terpana. Betapa tidak terpikir olehnya hubungan antara ilmunya selama ini dengan agamanya. Tanpa Fiska sadari, perlahan pintu hatinya terbuka.

Hati yang terkunci terbuka kembali

Kamu yang pertama menyembuhkan luka

Tak ingin lagi ku mengulang keliru akan cinta

Sesampainya di rumah Fiska merebahkan diri di tempat tidur. Potongan lagu Kisah Sempurna milik Mahalini itu terlintas dalam benak Fiska. Hatinya begitu berbunga-bunga, hatinya yang sempat tertutup akibat tersakiti dengan penghianatan, kini mulai terbuka dengan hadirnya Kanza. Akankah Kanza juga merasakan hal yang sama?


bersambung…..

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar