Beep beep beep……
Alarm pagi di kamar Kahfi telah berbunyi.
Hari ini adalah hari spesial bagi Kahfi. Setelah hampir sebulan libur sekolah, hari ini dia memasuki kelas 1 sekolah dasar. Betapa semangatnya dia memasuki sekolah barunya.
"Kahfi, ayo bangun nak, hari ini Kahfi mau sekolah di sekolah yang baru lho. Kahfi akan punya teman baru di sana." pancing bunda agar Kahfi bergegas bangun.
"Hoahmm,, iya Bund." jawab Kahfi seraya mengusap matanya dan beranjak dari tempat tidur untuk mandi.
------
"Bund, aku sudah siap, Let's go to scholl mom!"
"Cie, anak bunda bisa berbahasa Inggris"
"Iya dong bund, Kahfi gitu lho"
-----
Kahfi dan bunda berangkat menuju ke sekolah menggunakan sepeda masing-masing. Kahfi sangat suka bersepeda. Oleh karena itu, bunda memilihkan sekolah di dekat rumah agar Kahfi bisa bersepeda ketika berangkat ke sekolah.
"Bunda, itu sekolah Kahfi! Kita hampir sampai." ujar Kahfi dengan penuh semangat.
Kahfi semakin kencang mengayuh sepedanya.
"Kahfi, hati-hati, nak, pelan-pelan sa......"
Brukkk.....Kahfi tiba-tiba terjatuh tepat di depan sekolah barunya.
“Maaf, Bund.Kahfi salah. Kahfi mengendarai sepeda terlalu kencang.”
“Hmm, iya nak, Bunda kan sudah bilang berulang kali, jangan mengendarai sepeda terlalu kencang, bahaya. Tidak Cuma bahaya buat Kahfi sendiri, tapi bisa juga membahayakan orang lain.”
“Baik, Bund.”
“Ayo, sekarang Kahfi masuk ke kelas. Bel masuk sekolah akan berbunyi sebentar lagi.”
“Oke siap, Bund, jangan lupa nanti jemput Kahfi ya!”
“Oke, anak sholeh.”
________
Kringg….. Bel tanda masuk telah berbunyi. Semua anak-anak memasuki kelasnya masing-masing. Bu guru memulai pelajaran hari ini dengan berdoa. Hari pertama masuk sekolah kali ini bu guru meminta anak-anak untuk memperkenalkan diri di depan kelas kemudian saling berkenalan satu sama lain.
“Assalamualaikum, hallo namaku Kahfi Alfarizi, biasa dipanggil Kahfi. Rumahku tidak jauh dari sini. Aku pergi ke sekolah naik sepeda bersama bundaku.”
“Kahfi, apa kamu tidak capek bersepeda ke sekolah? Kalau siang kan panas?” tanya salah satu teman Kahfi bernama Malik.
“Aku senang bersepeda, jadi tidak masalah jika ke sekolah naik sepeda. Bundaku pernah bercerita tentang betapa panasnya bumi ini akibat semakin banyaknya orang naik kendaraan bermotor. Oleh karena itu, dari kecil aku sudah terbiasa bersepeda.”
“Kahfi, apa kamu tau kenapa orang tuamu memberimu nama sebagus itu?” tanya bu guru.
“Memangnya nama ada artinya, bu?”
“Ada, nak. Biasanya orang tua mempunyai makna di setiap nama yang diberikan kepada anaknya.”
_______
Sepulang sekolah Kahfi langsung gerak cepat menemui bundanya yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah.
“Bund, bund, bund,,, kenapa bunda menamaiku Kahfi?”
“Ha? Ada apa nak tiba-tiba bertanya itu?”
“Tadi Kahfi perkenalan di depan kelas bund, lalu bu guru bertanya arti nama Kahfi Alfarizi”
“Oh,, kalau begitu kita pulang dulu yuk, bunda akan bercerita di rumah, kalau di sini panas, hehehe”
______
Sesampainya di rumah, bunda dan Kahfi ganti baju kemudian mencuci tangan dan kaki.
“Bund, ayo cerita!” desak Kahfi yang amat tidak sabar menunggu.
“Iya, nak.”
Kahfi mengambil posisi duduk menghadap bunda agar bisa mendengarkan dengan seksama penjelasan bunda.
“Kahfi, dulu saat bunda baru menikah, bunda baru tau ada amalan khusus di hari Jumat, yaitu membaca surat Al-Kahfi. Orang yang membaca surat tersebut maka akan disinari cahaya antara dirinya dan Baitullah serta akan disinari cahaya di antara dua Jumat. Nah, ketika bunda tau bunda hamil kamu, bunda cari nama yang mempunyai makna yang baik agar bisa menjadi doa. Bunda berharap dengan menamaimu Kahfi, nantinya kamu akan senantiasa mengamalkan bacaan surat Al-Kahfi dan mendapatkan keutamaan dari membaca surat tersebut.”
“Memangnya artinya namaku apa, Bund?”
“Arti nama Kahfi adalah Gua.”
“Lho kok gua bund?”
“Hehe, unik ya. Sebenarnya arti nama Kahfi Alfarizi adalah laki-laki yang bersemangat dalam melakukan kebaikan. Jadi, pada zaman dahulu ada sekelompok pemuda yang berlindung di gua selama 309 tahun. Para pemuda itu tidak mau menyembah berhala seperti yang dilakukan kaum lainnya. Mereka tetap menyakini keimanan mereka terhadap Allah. Oleh karena itu, mereka pergi ke sebuah gua untuk menyelamatkan diri dari kaumnya. Di dalam gua itu, Allah menjaga para pemuda itu dengan menidurkannya selama 309 tahun. Begitu pemuda itu bangun, ternyata keadaannya sudah berbeda. Akhirnya kaumnya mengetahui keberadaan para pemuda itu. Lalu, Allah mewafatkan para pemuda itu.”
“Wah, lama sekali ya, Bund? Apa para pemuda itu tidak takut mati di dalam gua?”
“Para pemuda itu tidak tau keadaannya saat itu, Nak. Namun, yang perlu Kahfi tau, para pemuda itu tidak pernah takut apapun, kecuali Allah. Mereka juga hanya meminta perlindungan kepada Allah. Itulah sebabnya Allah melindungi para pemuda itu karena mereka meminta perlindungan kepada Allah.”
“Bund, kalau begitu ingatkan Kahfi ya kalau hari Jumat harus membaca surat Al-Kahfi, biar Kahfi dapat cahaya dari Allah. Jadi, Kahfi bisa menyinari bunda juga.”
“Hahaha, iya, nak.. kita membaca bersama-sama ya”.
Barangsiapa yang hafal sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi, ia akan dilindungi dari fitnah Dajjal. Barangsiapa hafal penutup surat Al-Kahfi, hafalan itu akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat kelak (HR. Ahmad dan Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar