Apa yang terpikir di benakmu ketika belajar matematika?
Identik dengan hitungan ya pastinya
Lalu apa yang terlintas di pikiranmu ketika belajar biologi?
Identik dengan makhluk hidup dan hafalan-hafalanya kah?
Apakah dalam matematika tidak ada hafalan? Dan apakah di
biologi tidak ada hitungan?
Dalam pelajaran matematika dan biologi ataupun pelajaran
lainnya sama-sama ada teknik menghitung maupun hafalannya, hanya saja porsinya
berbeda. Matematika memiliki porsi lebih banyak menghitung, sedangkan biologi
lebih banyak porsi menghafal berbagai istilah.
Sebagai guru biologi, tantangan bagiku adalah bagaimana
siswa bisa enjoy belajar biologi tanpa terbebani dengan hafalan yang begitu
banyak. Nah, kuncinya sebagai pendidik,aku harus paham benar alur materiku dan
aku harus berempati, memposisikan diriku sebagai siswa. Aku yang dulunya juga
berada di posisi siswa seperti mereka yang diharuskan belajar banyak mata
pelajaran juga harus mengemas materiku menjadi sesuatu yang ringan supaya mudah
diterima oleh siswa.
Aku ambil contoh beberapa hari lalu aku harus mengajarkan
materi terkait ENZIM. Materi tersebut cenderung abstrak bagi mereka. Tidak semua
materi yang terdapat di buku aku bahas, yang terpenting pokok materinya dahulu
mereka pahami. Tidak lupa aku menyertakan gambar supaya mereka memahami dan
lebih punya gambaran terkait hal yang abstrak tersebut.
Aku mulai dari bertanya,”adakah nama enzim yang kalian
kenal? Coba sebutkan!”.
“pepsin”, “lipase”, “tripsin”, satu persatu mereka mulai
flashback materi ketika SMP dulu.
“Kalian kenal enzim apa tidak?”
“nggak tau bu,hanya tau nama dan fungsinya saja”
Dalam hal ini misal saya ambil contoh lipase yang berfungsi
memecah lemak menjadi asam lemak, maka lemak berperan sebagai substrat (zat
yang akan diubah), asam lemak berperan sebagai produk yang dihasilkan, lipase
berperan sebagai pembantu dalam reaksi tersebut.
Kemudian aku mulai mengenalkan karakteristik atau ciri enzim
kepada mereka dengan bahasa yang mudah dipahami. Karakteristik enzim
diantaranya:
1) Berupa
protein
2) Berfungsi
sebagai biokatalisator (mempercepat reaksi)
Sebagai contoh enzim pepsin membantu
mengubah protein menjadi pepton. Ketika tidak ada enzim pepsin, maka pengubahan
protein menjadi pepton “cenderung lama”, tapi ketika ada enzim pepsin, maka
pengubahan tersbut berlangsung dengan lebih cepat.
3) Bersifat
spesifik
Satu enzim berfungsi hanya pada satu reaksi
saja. Ibarat kita punya gembok, maka dia akan cocok hanya untuk satu kunci saja
(Teori Lock and Key)
https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/30/141145369/ciri-khas-enzim-sebagai-katalis-biokimia?page=all
4) Reusable
(dapat digunakan kembali)
Selama enzim tidak rusak, maka enzim maish
bisa digunakan kembali. Enzim akan rusak ketika berada pada suhu di atas 500C
dan akan inaktif ketika berada pada suhu dibawah 00C. Inaktif di
sini berarti enzim akan bisa digunakan kembali saat berada pada suhu normal.
5) Reversible
(dapat bekerja bolak balik)
Ada beberapa enzim yang bisa bekerja dua
arah
https://rumushitung.com/2019/02/11/peran-enzim-dalam-metabolisme/
6) Bekerja
dengan cara menurunkan energi aktivasi
Dari grafik ini terlihat bahwa ketika menggunakan enzim,
maka energi untuk menghasilkan produk menjadi lebih sedikit daripada ketika
tanpa menggunakan enzim (garis putus-putus).
Lalu saya mulai masuk ke bahasan faktor yang bisa menghambat
kerja enzim, diantaranya yaitu adanya inhibitor atau penghambat. Ada dua jenis
inhibitor yaitu inhibitor kompetitif dan non kompetitif.
https://rumushitung.com/2019/02/11/peran-enzim-dalam-metabolisme/
Sesuai dengan namanya, inhibitor kompetitif akan bersaing
secara terang-terangan dan sportif untuk dapat berikatan dengan enzim dengan
cara mendapatkan sisi aktif enzim. Ketika si inhibitor “lebih cepat” maka
inhibitor tersebut akan berikatan dengan sisi aktif enzim sehingga substrat
tidak dapat berikatan dengan enzim dan reaksi tidak dapat terjadi (tidak
menghasilkan produk).
https://rumushitung.com/2019/02/11/peran-enzim-dalam-metabolisme/
Inhibitor non kompetitif aku ibaratkan seperti pelakor. Kenapa?
Karena dia bersaing secara tidak sehat. Dia “main belakang”. Dia berupaya
berikatan dengan enzim dari sisi “belakang” atau sisi alosterik. Adanya ikatan
antara enzim dan inhibitor di sisi alosterik membuat sisi aktif enzim menjadi
berubah sehingga substrat tidak dapat lagi berikatan dengan enzim. Sama halnya
dengan pelakor yang main belakang tadi, dia sanggup mengubah pasangan kita
menjadi lain dari biasanya sehingga dia tidak semanis dulu alias menjadi dingin
dengan pasangannya.
Nah, inhibitor non kompetitif ini tidak bisa dihilangkan
karena dia sudah mengubah sisi aktif enzim, sedangkan inhibitor yang kompetitif
masih bisa dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat. Ibaratnya kita
menambah pasukan lagi untuk mengusir satu musuh.
Dengan penjelasanku ini alhamdulillah siswa lebih memahami
enzim, materi pengantar sebelum masuk ke materi metabolisme. Hal ini terlihat
dari antusiasnya mereka saat bertanya. Mungkin ketika aku menjelaskan lewat
tulisan di blog, akan berbeda serunya dengan ketika aku menjelaskan secara
langsung. Apakah aku perlu bikin youtobe belajar biologi yang menyenangkan?
hehehe
Kalau menanyakan perlu ada youtube ya harus donk
BalasHapushahaha, usul nama?
Hapusyey makasiiiii
BalasHapusWaaahh, berasa ikutan di dalam kelas dan menerima materi biologi. Tentunya dengan materi yang lebih mudah dipahami. Keren Bu Guru. 🫶
BalasHapusterimakasih kakak
Hapusberasa lagi belajar biologi lagi nih. seru dah kalau ngajarinnya kaya begini.
BalasHapusdoakan semoga istiqomah bisa memberi yang sederhana tapimengena ya
HapusApalah aku yang mantan anak sos. Ga mudeng lihat yang kayak begini. Perlu Kak, Aku menyemangatimu untuk bikin channel YouTube.
BalasHapushahaha, tantangan nih bikin anak SOS paham bio dg cara simpel, hehe
HapusKalau begini mudah dipahami dan seru banget sih kak, lamgsung tergambarkan dan terimajinasikan dengan bail
BalasHapusterimakasih kak
HapusWah haha, saya langsung paham dong dikasih analogi pelakor. Kreatif sekali Kak. Keren 👍
BalasHapusterimakasih kak, hehehe lagi musim pelakor euy
HapusMaterinya jadi keingat zaman sekolah. Suka banget sama materi ini ✨
BalasHapuswah iya kah, kl anak skrg mikir ini kimia dan biologi bersatu, aahhaha
HapusInget jaman aku SMA. Jadi kangen biologi... 😥
BalasHapuskangen materinya atau gurunya #eh
HapusWah unik bgt namanya pelakor wkwkwk..keren bgt mbak ngajar biologi 🥰
BalasHapuslagi musim pelakor soalnya kak, hahha
HapusKalau dihubungkan sama hal-hal duniawi itu kadang malah bikin lebih paham berkali lipat daripada cuma teori ini itu doang, ya. Jadi flashback masa lalu itu 8 tahun.
BalasHapusiya kak karena akunya juga begitu jadi aku memposisikan diri juga jika aku jadi siswa
HapusBener juga, kenal dengan tau belum tentu sama. Mayoritas murid mungkin tau, enzim itu apa tapi mengenali enzim, belum tentu yakan. Bagus banget, idenya kakak brilian si memancing antusiame murid belajar..
BalasHapusterimakasih kak
HapusPerlu banget kak bikin youtube. Biar lebih seru juga pembahasannya. Semangat kaak
BalasHapusterimakasih kak, doakan dpt tim youtobe yang keren, hehehe.
Hapusiya ya kak, seru sepertinya, semoga dpt tim yang bisa editing bagus hehe
BalasHapus