Minggu, 21 Mei 2023

Belajar Enzim Malah Bahas Pelakor

 Apa yang terpikir di benakmu ketika belajar matematika?

Identik dengan hitungan ya pastinya

Lalu apa yang terlintas di pikiranmu ketika belajar biologi?

Identik dengan makhluk hidup dan  hafalan-hafalanya kah?

Apakah dalam matematika tidak ada hafalan? Dan apakah di biologi tidak ada hitungan?

Dalam pelajaran matematika dan biologi ataupun pelajaran lainnya sama-sama ada teknik menghitung maupun hafalannya, hanya saja porsinya berbeda. Matematika memiliki porsi lebih banyak menghitung, sedangkan biologi lebih banyak porsi menghafal berbagai istilah.

Sebagai guru biologi, tantangan bagiku adalah bagaimana siswa bisa enjoy belajar biologi tanpa terbebani dengan hafalan yang begitu banyak. Nah, kuncinya sebagai pendidik,aku harus paham benar alur materiku dan aku harus berempati, memposisikan diriku sebagai siswa. Aku yang dulunya juga berada di posisi siswa seperti mereka yang diharuskan belajar banyak mata pelajaran juga harus mengemas materiku menjadi sesuatu yang ringan supaya mudah diterima oleh siswa.

Aku ambil contoh beberapa hari lalu aku harus mengajarkan materi terkait ENZIM. Materi tersebut cenderung abstrak bagi mereka. Tidak semua materi yang terdapat di buku aku bahas, yang terpenting pokok materinya dahulu mereka pahami. Tidak lupa aku menyertakan gambar supaya mereka memahami dan lebih punya gambaran terkait hal yang abstrak tersebut.

Aku mulai dari bertanya,”adakah nama enzim yang kalian kenal? Coba sebutkan!”.

“pepsin”, “lipase”, “tripsin”, satu persatu mereka mulai flashback materi ketika SMP dulu.

“Kalian kenal enzim apa tidak?”

“nggak tau bu,hanya tau nama dan fungsinya saja”

Dalam hal ini misal saya ambil contoh lipase yang berfungsi memecah lemak menjadi asam lemak, maka lemak berperan sebagai substrat (zat yang akan diubah), asam lemak berperan sebagai produk yang dihasilkan, lipase berperan sebagai pembantu dalam reaksi tersebut.

Kemudian aku mulai mengenalkan karakteristik atau ciri enzim kepada mereka dengan bahasa yang mudah dipahami. Karakteristik enzim diantaranya:

1)      Berupa protein

2)      Berfungsi sebagai biokatalisator (mempercepat reaksi)

Sebagai contoh enzim pepsin membantu mengubah protein menjadi pepton. Ketika tidak ada enzim pepsin, maka pengubahan protein menjadi pepton “cenderung lama”, tapi ketika ada enzim pepsin, maka pengubahan tersbut berlangsung dengan lebih cepat.

3)      Bersifat spesifik

Satu enzim berfungsi hanya pada satu reaksi saja. Ibarat kita punya gembok, maka dia akan cocok hanya untuk satu kunci saja (Teori Lock and Key)


https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/30/141145369/ciri-khas-enzim-sebagai-katalis-biokimia?page=all

4)      Reusable (dapat digunakan kembali)

Selama enzim tidak rusak, maka enzim maish bisa digunakan kembali. Enzim akan rusak ketika berada pada suhu di atas 500C dan akan inaktif ketika berada pada suhu dibawah 00C. Inaktif di sini berarti enzim akan bisa digunakan kembali saat berada pada suhu normal.

5)      Reversible (dapat bekerja bolak balik)

Ada beberapa enzim yang bisa bekerja dua arah


https://rumushitung.com/2019/02/11/peran-enzim-dalam-metabolisme/

6)      Bekerja dengan cara menurunkan energi aktivasi


Dari grafik ini terlihat bahwa ketika menggunakan enzim, maka energi untuk menghasilkan produk menjadi lebih sedikit daripada ketika tanpa menggunakan enzim (garis putus-putus).

Lalu saya mulai masuk ke bahasan faktor yang bisa menghambat kerja enzim, diantaranya yaitu adanya inhibitor atau penghambat. Ada dua jenis inhibitor yaitu inhibitor kompetitif dan non kompetitif.

https://rumushitung.com/2019/02/11/peran-enzim-dalam-metabolisme/

Sesuai dengan namanya, inhibitor kompetitif akan bersaing secara terang-terangan dan sportif untuk dapat berikatan dengan enzim dengan cara mendapatkan sisi aktif enzim. Ketika si inhibitor “lebih cepat” maka inhibitor tersebut akan berikatan dengan sisi aktif enzim sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan enzim dan reaksi tidak dapat terjadi (tidak menghasilkan produk).

https://rumushitung.com/2019/02/11/peran-enzim-dalam-metabolisme/

Inhibitor non kompetitif aku ibaratkan seperti pelakor. Kenapa? Karena dia bersaing secara tidak sehat. Dia “main belakang”. Dia berupaya berikatan dengan enzim dari sisi “belakang” atau sisi alosterik. Adanya ikatan antara enzim dan inhibitor di sisi alosterik membuat sisi aktif enzim menjadi berubah sehingga substrat tidak dapat lagi berikatan dengan enzim. Sama halnya dengan pelakor yang main belakang tadi, dia sanggup mengubah pasangan kita menjadi lain dari biasanya sehingga dia tidak semanis dulu alias menjadi dingin dengan pasangannya.

Nah, inhibitor non kompetitif ini tidak bisa dihilangkan karena dia sudah mengubah sisi aktif enzim, sedangkan inhibitor yang kompetitif masih bisa dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat. Ibaratnya kita menambah pasukan lagi untuk mengusir satu musuh.

Dengan penjelasanku ini alhamdulillah siswa lebih memahami enzim, materi pengantar sebelum masuk ke materi metabolisme. Hal ini terlihat dari antusiasnya mereka saat bertanya. Mungkin ketika aku menjelaskan lewat tulisan di blog, akan berbeda serunya dengan ketika aku menjelaskan secara langsung. Apakah aku perlu bikin youtobe belajar biologi yang menyenangkan? hehehe

 

26 komentar:

  1. Kalau menanyakan perlu ada youtube ya harus donk

    BalasHapus
  2. Waaahh, berasa ikutan di dalam kelas dan menerima materi biologi. Tentunya dengan materi yang lebih mudah dipahami. Keren Bu Guru. 🫶

    BalasHapus
  3. berasa lagi belajar biologi lagi nih. seru dah kalau ngajarinnya kaya begini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. doakan semoga istiqomah bisa memberi yang sederhana tapimengena ya

      Hapus
  4. Apalah aku yang mantan anak sos. Ga mudeng lihat yang kayak begini. Perlu Kak, Aku menyemangatimu untuk bikin channel YouTube.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, tantangan nih bikin anak SOS paham bio dg cara simpel, hehe

      Hapus
  5. Kalau begini mudah dipahami dan seru banget sih kak, lamgsung tergambarkan dan terimajinasikan dengan bail

    BalasHapus
  6. Wah haha, saya langsung paham dong dikasih analogi pelakor. Kreatif sekali Kak. Keren 👍

    BalasHapus
  7. Materinya jadi keingat zaman sekolah. Suka banget sama materi ini ✨

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya kah, kl anak skrg mikir ini kimia dan biologi bersatu, aahhaha

      Hapus
  8. Inget jaman aku SMA. Jadi kangen biologi... 😥

    BalasHapus
  9. Wah unik bgt namanya pelakor wkwkwk..keren bgt mbak ngajar biologi 🥰

    BalasHapus
  10. Kalau dihubungkan sama hal-hal duniawi itu kadang malah bikin lebih paham berkali lipat daripada cuma teori ini itu doang, ya. Jadi flashback masa lalu itu 8 tahun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak karena akunya juga begitu jadi aku memposisikan diri juga jika aku jadi siswa

      Hapus
  11. Bener juga, kenal dengan tau belum tentu sama. Mayoritas murid mungkin tau, enzim itu apa tapi mengenali enzim, belum tentu yakan. Bagus banget, idenya kakak brilian si memancing antusiame murid belajar..

    BalasHapus
  12. Perlu banget kak bikin youtube. Biar lebih seru juga pembahasannya. Semangat kaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kak, doakan dpt tim youtobe yang keren, hehehe.

      Hapus
  13. iya ya kak, seru sepertinya, semoga dpt tim yang bisa editing bagus hehe

    BalasHapus