Selasa, 09 Mei 2023

Nilai Pancasila dalam Ilmu Biologi

Januari 2023 merupakan tahun yang baru sekaligus tempat kerja baru bagi saya. Setelah sebelumnya selama beberapa tahun saya berkecimpung dalam dunia pendidikan di wilayah pesantren, di awal tahun ini saya dihadapkan pada pembelajaran di sekolah umum. Di sekolah baru yang merupakan sekolah penggerak ini saya menjadi lebih “melek” kurikulum. Saya belajar tentang konsep Kurikulum Merdeka. Salah satu kelebihan kurikulum ini adalah proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan proyek yang akan memberikan kesempatan lebih luas kepada siswa untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual. Hal ini penting mengingat tujuan dan visi misi pendidikan perlu dipahami dan diperhatikan oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Adanya konsep merdeka belajar yang digagas Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) semakin memperkuat implentasi pengamalan nilai pancasila ke dalam semua aspek pembelajaran. Dalam kurikulum merdeka, tujuan dan visi misi pendidikan diterjemahkan ke dalam profil pelajar pancasila. Terdapat enam aspek profil pelajar pancasila yang dirumuskan Kemendikbudristek yaitu: 1) Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2) Kreatif, 3) Gotong Royong, 4) Berkebhinekaan Global, 5) Bernalar Kritis, dan 6) Mandiri.

 


Implementasi pembelajaran yang mengarah kepada profil tersebut tentunya berpedoman pula pada nilai-nilai Pancasila. Saya sebagai guru biologi yang awalnya berpikir bahwa dunia sains jauh keterkaitannya dengan Pancasila, ternyata menyadari bahwa nilai-nilai Pancasila ada di setiap mata pelajaran di sekolah, tidak hanya pelajaran PKN saja. Suasana yang saya hadapi dahulu dan sekarang amat berbeda. Sebelumnya saya mengajar siswa pesantren di mana dalam satu kelas berjenis kelamin sama dan beragama sama, di sekolah baru saya dihadapkan pada keanekaragaman. Tentunya pendekatannya juga harus berbeda. Masa adaptasi itu amat saya nikmati.

Semester ini di kelas 10 saya membahas bab keanekaragaman hayati. Bab yang relevan dengan apa yang saya alami, belajar tentang keberagaman. Dalam bahasan tersebut terdapat tingkat keanekaragaman makhluk hidup, diantaranya keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis/spesies, dan ekosistem. Teori terkait keanekaragaman ini saya coba hubungkan dengan kehidupan nyata mereka. Misalnya dua orang kembar identik sekalipun akan memiliki susunan genetik yang berbeda. Hal ini mengajarkan siswa bahwa tidak ada makhluk hidup yang sama persis di dunia ini sekalipun itu orang kembar. Saya mengajak mereka untuk mengagungkan kebesaran Tuhan yang sanggup menciptakan keberagaman yang banyak dan luar biasa itu karena bagi saya ilmu biologi akan selalu erat kaitannya dengan Sang Pencipta. Bio artinya makhluk hidup. Jadi sepanjang saya mengajar biologi, saya menanamkan kecintaan siswa terhadap Tuhan beserta makhluk ciptaanNya sebagai wujud pengamalan nilai Pancasila sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di akhir bab saya minta mereka untuk mengobservasi lingkungan sekitar tempat tinggal. Ada makhluk hidup apa saja yang membawa manfaat kebaikan bagi kehidupan mereka. Diharapkan dari tugas tersebut dapat menambah kemampuan berpikir kritis dan tingkat keimanan mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

          Dokumentasi Pribadi Tugas Identifikasi Flora Beserta Manfaatnya

Pada jenjang lain, di kelas 12 semester akhir dan di bab terakhir materi bioteknologi, siswa saya ajak untuk berekplorasi. Mereka yang awalnya berpikir bahwa bioteknologi itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang industri, menjadi sadar bahwa ternyata mereka sendiri bisa membuatnya. Tema bioteknologi yang saya ambil adalah bioteknologi konvensional. Mereka saya beri pilihan membuat produk bioteknologi konvensional. Mengapa saya beri pilihan? Agar mereka dapat menentukan tingkat kesanggupan mereka sendiri. Mereka akan diskusi dengan kelompoknya untuk menentukan produk apa yang akan kelompok mereka buat. Dari aktivitas sederhana ini, mereka dapat mengamalkan sila “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Makna sila keempat erat kaitannya dengan musyawarah dan mufakat. Bermusyawarah dalam pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan yang diambil harus didasarkan pada kesepakatan bersama. Langkah ini menjadi sangat penting sebagai metode pengambilan keputusan yang efektif. Budaya musyawarah terdengar sederhana dan familiar di telinga, tetapi ternyata di lapangan budaya ini perlu selalu ditanamkan dengan baik karena di jaman sosial media sekarang ini banyak orang sanggup berargumen namun cara penyampaiannya kurang baik serta egosentrisnya masih tinggi.

Setelah mereka menentukan produk, mereka sendiri pula yang menentukan langkah kerja dalam pembuatan produk. Tujuan dari pembebasan ini adalah agar mereka bertanggung jawab atas pilihan yang sudah mereka ambil. Kemudian mereka akan menentukan sendiri pembagian tugas masing-masing anggota. Pemberian tugas ini tentunya didasarkan pada kesanggupan anggota. Selama proses pembuatan produk ini, mereka dituntut untuk selalu saling tolong menolong, saling kerjasama (pengamalan sila kedua) menjaga kekompakan dan satu suara. Saya salut ada kelas yang benar-benar kompak, walaupun berbeda kelompok tapi mereka saling membantu kelompok yang saat itu lambat kerjanya akibat ada beberapa kesalahan teknis. Keguyupan itu membuat hati saya sebagai seorang guru amat bahagia. Anak seusia mereka yang biasanya bersaing untuk mendapatkan terbaik tanpa peduli kanan kirinya, malah berbaur saling tolong menolong walaupun beda kelompok. Pengamalan sila ketiga “Persatuan Indonesia” terwujud saat proses praktik tersebut sehingga membuat praktik yang dijalani menjadi lebih ringan dan dapat berjalan lancar tanpa membedakan latar belakang masing-masing.



      Dokumentasi Pribadi Saat Praktik Produk Bioteknologi Konvensional

 

Dari kegiatan pembelajaran sederhana, saya dan siswa sama-sama belajar penerapan konsep kurikulum merdeka serta sama-sama berusaha mewujudkan visi misi pendidikan yang melahirkan profil pelajar Pancasila. Diharapkan generasi masa kini menjadi lebih beriman, kreatif, kritis, serta bertanggung jawab di tengah gencarnya demokrasi di sosial media. Pengamalan Pancasila yang selalu digaungkan dan diaplikasikan dapat menjadi bekal siswa memiliki akhlak yang baik serta mampu terjun di lingkungan masyarakat.

28 komentar:

  1. Karena sejatinya pancasila dpat tercermin dalam setiap aktivitas, bagian guru adalah membuat itu semakin jelas

    BalasHapus
  2. Wah keren banget Cik Gu. Jadi ternyata Pancasila pun bisa diterapkan di setiap sendi kehidupan ya. No wonder sih, karena memang Pancasila nafas dasarnya dari agama juga. Sedikit saran, mungkin penulisan kata Pancasila bisa ditulis konsisten dengan huruf kapital. Semangat Cik Gu.

    BalasHapus
  3. Keren Kak. Pembahasan mengenai pancasila sebagai dasar negara yang diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Kalau boleh, lain kali tulisannya dipisah menjadi beberapa alenia ya, Kak. Soalnya satu alenia bagi saya kepanjangan. Jadi enggak betah baca padahal bahasannya bagus.🙏

    BalasHapus
  4. Wah kreatif bgt Bu guru. Nilai² Pancasila bisa diterapkan dimana saja yaa dalam kehidupan termasuk yg gak terpikirkan sama sekali yaitu Biologi. Masya Allah keanekaragaman buat kita semakin dekat dengan nilai² kehidupan ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak, biar siswa ngeh cerminan dari apa yang mereka pelajari. tidak hanya sekedar belajar dan ulangan saja

      Hapus
  5. Wahhhh mantapp Bu Guru. Implementasi nilai-nilai Pancasila sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Terimakasih atas ilmu yang luar biasa❤️❤️

    BalasHapus
  6. Suka dengan pengalaman mengajarnya. Sepertinya seru sekali ya. Tapi template tulisannya agak kurang nyaman untuk dibaca huhu.

    BalasHapus
  7. Wah saya menemukan insight baru. Dulu saya gak pernah suka pelajaran PKN. Mungkin kalau guru PKN saya bisa menyampaikan materi seperti Ibu, saya gak akan pernah benci PKN. Semangat Bu! Mungkin di lain kesempatan, pemilihan font bisa lebih diperhatikan lagi karena font ini kurang nyaman dibaca, Bu. Tapi overall sudah bagus.

    BalasHapus
  8. Menarik sekali ya, kurikulum sekarang. Usaha mengembalikan nilai Pancasila ke dalam sanubari setiap warga Indonesia sungguh patut diacungi jempol. Kurikulum saat ini bisa membuat Pancasila mudah diimplementasikan ke dalam setiap aspek kehidupan. Salah satunya, dalam tataran pendidikan, ternyata bisa masuk ke semua jenis mata pelajaran. Keren 👍

    BalasHapus
  9. Keren nih kak menginspirasi sekali, saya dulu sangat suka dengan biologi, terlebih karena guru saya menjelaskan biologi secara nyata bukan hanya teori jadi siswa lebih tau dengan pasti apa yang dibaca bukan hanya dinalar sambil dibayangkan saja. Apalagi untuk kurikulum merdeka ini memang siswa harus lebih aktif, jadi seharusnya menjadi tugas yang berat untuk seorang guru untuk memutar otak bagaimana agar para siswanya bisa aktif selama pembelajaran. Cukup tau sekilas aja sih tentang kurikulum merdeka, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. keren sih klo ada guru yang aplikatif gitu, siswa jadi lebih cepat memahami apa yang dipelajari, bukan sekedar menghafal

      Hapus
  10. suka dengan pengalamannya.. sederhana tapi begitu menginspirasi... sukses selalu kak

    BalasHapus
  11. Sebagai aku yang tidak merasakan apa itu kurikulum merdeka, melalui tulisan kakak jadi tahu. Dan ternyata seseru itu. Murid bisa eksplore lebih. Dari tulisan kakak pun aku bisa tau juga, tentang apa yang dipikirkan dan ditujukan oleh guru setiap memberi tugas kepada siswanya. Karena nih, namanya siswa suka ngomel kak, kalau ada tugas, hihi. Jadi berasa tercerahkan setelah baca ini. Terima kasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iya sama-sama, jaman sekarang anak sudah full di sekolah harusnya beban tugas smcam PR harus diminimalisir

      Hapus
  12. Baru ngeh hubungan biologi dengan pancasila, menarik. Terima kasih sudah berbagi kak

    BalasHapus