Januari
2023 merupakan tahun yang baru sekaligus tempat kerja baru bagi saya. Setelah
sebelumnya selama beberapa tahun saya berkecimpung dalam dunia pendidikan di
wilayah pesantren, di awal tahun ini saya dihadapkan pada pembelajaran di
sekolah umum. Di sekolah baru yang merupakan sekolah penggerak ini saya menjadi
lebih “melek” kurikulum. Saya belajar tentang konsep Kurikulum Merdeka. Salah
satu kelebihan kurikulum ini adalah proses pembelajaran dilakukan melalui
kegiatan proyek yang akan memberikan kesempatan lebih luas kepada siswa untuk
secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual. Hal ini penting mengingat tujuan
dan visi misi pendidikan perlu dipahami dan diperhatikan oleh seluruh pemangku
kepentingan pendidikan. Adanya konsep merdeka belajar yang digagas Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) semakin
memperkuat implentasi pengamalan nilai pancasila ke dalam semua aspek
pembelajaran. Dalam kurikulum merdeka, tujuan dan visi misi pendidikan diterjemahkan
ke dalam profil pelajar pancasila. Terdapat enam aspek profil pelajar pancasila
yang dirumuskan Kemendikbudristek yaitu: 1) Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2) Kreatif, 3) Gotong Royong, 4) Berkebhinekaan
Global, 5) Bernalar Kritis, dan 6) Mandiri.
Implementasi
pembelajaran yang mengarah kepada profil tersebut tentunya berpedoman pula pada
nilai-nilai Pancasila. Saya sebagai guru biologi yang awalnya berpikir bahwa
dunia sains jauh keterkaitannya dengan Pancasila, ternyata menyadari bahwa
nilai-nilai Pancasila ada di setiap mata pelajaran di sekolah, tidak hanya
pelajaran PKN saja. Suasana yang saya hadapi dahulu dan sekarang amat berbeda.
Sebelumnya saya mengajar siswa pesantren di mana dalam satu kelas berjenis
kelamin sama dan beragama sama, di sekolah baru saya dihadapkan pada
keanekaragaman. Tentunya pendekatannya juga harus berbeda. Masa adaptasi itu
amat saya nikmati.
Semester
ini di kelas 10 saya membahas bab keanekaragaman hayati. Bab yang relevan
dengan apa yang saya alami, belajar tentang keberagaman. Dalam bahasan tersebut
terdapat tingkat keanekaragaman makhluk hidup, diantaranya keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis/spesies, dan ekosistem. Teori terkait keanekaragaman ini
saya coba hubungkan dengan kehidupan nyata mereka. Misalnya dua orang kembar
identik sekalipun akan memiliki susunan genetik yang berbeda. Hal ini
mengajarkan siswa bahwa tidak ada makhluk hidup yang sama persis di dunia ini
sekalipun itu orang kembar. Saya mengajak mereka untuk mengagungkan kebesaran
Tuhan yang sanggup menciptakan keberagaman yang banyak dan luar biasa itu
karena bagi saya ilmu biologi akan selalu erat kaitannya dengan Sang Pencipta.
Bio artinya makhluk hidup. Jadi sepanjang saya mengajar biologi, saya
menanamkan kecintaan siswa terhadap Tuhan beserta makhluk ciptaanNya sebagai
wujud pengamalan nilai Pancasila sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di
akhir bab saya minta mereka untuk mengobservasi lingkungan sekitar tempat
tinggal. Ada makhluk hidup apa saja yang membawa manfaat kebaikan bagi
kehidupan mereka. Diharapkan dari tugas tersebut dapat menambah kemampuan
berpikir kritis dan tingkat keimanan mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dokumentasi Pribadi Tugas Identifikasi Flora Beserta Manfaatnya
Pada
jenjang lain, di kelas 12 semester akhir dan di bab terakhir materi
bioteknologi, siswa saya ajak untuk berekplorasi. Mereka yang awalnya berpikir
bahwa bioteknologi itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang industri, menjadi
sadar bahwa ternyata mereka sendiri bisa membuatnya. Tema bioteknologi yang
saya ambil adalah bioteknologi konvensional. Mereka saya beri pilihan membuat
produk bioteknologi konvensional. Mengapa saya beri pilihan? Agar mereka dapat
menentukan tingkat kesanggupan mereka sendiri. Mereka akan diskusi dengan
kelompoknya untuk menentukan produk apa yang akan kelompok mereka buat. Dari
aktivitas sederhana ini, mereka dapat mengamalkan sila “Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Makna
sila keempat erat kaitannya dengan musyawarah dan mufakat. Bermusyawarah dalam
pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan yang diambil harus didasarkan
pada kesepakatan bersama. Langkah ini menjadi sangat penting sebagai metode
pengambilan keputusan yang efektif. Budaya musyawarah terdengar sederhana dan
familiar di telinga, tetapi ternyata di lapangan budaya ini perlu selalu
ditanamkan dengan baik karena di jaman sosial media sekarang ini banyak orang
sanggup berargumen namun cara penyampaiannya kurang baik serta egosentrisnya
masih tinggi.
Setelah
mereka menentukan produk, mereka sendiri pula yang menentukan langkah kerja
dalam pembuatan produk. Tujuan dari pembebasan ini adalah agar mereka bertanggung
jawab atas pilihan yang sudah mereka ambil. Kemudian mereka akan menentukan
sendiri pembagian tugas masing-masing anggota. Pemberian tugas ini tentunya
didasarkan pada kesanggupan anggota. Selama proses pembuatan produk ini, mereka
dituntut untuk selalu saling tolong menolong, saling kerjasama (pengamalan sila
kedua) menjaga kekompakan dan satu suara. Saya salut ada kelas yang benar-benar
kompak, walaupun berbeda kelompok tapi mereka saling membantu kelompok yang
saat itu lambat kerjanya akibat ada beberapa kesalahan teknis. Keguyupan itu
membuat hati saya sebagai seorang guru amat bahagia. Anak seusia mereka yang
biasanya bersaing untuk mendapatkan terbaik tanpa peduli kanan kirinya, malah
berbaur saling tolong menolong walaupun beda kelompok. Pengamalan sila ketiga “Persatuan
Indonesia” terwujud saat proses praktik tersebut sehingga membuat praktik yang
dijalani menjadi lebih ringan dan dapat berjalan lancar tanpa membedakan latar
belakang masing-masing.
Dari kegiatan pembelajaran sederhana, saya dan siswa sama-sama belajar penerapan konsep kurikulum merdeka serta sama-sama berusaha mewujudkan visi misi pendidikan yang melahirkan profil pelajar Pancasila. Diharapkan generasi masa kini menjadi lebih beriman, kreatif, kritis, serta bertanggung jawab di tengah gencarnya demokrasi di sosial media. Pengamalan Pancasila yang selalu digaungkan dan diaplikasikan dapat menjadi bekal siswa memiliki akhlak yang baik serta mampu terjun di lingkungan masyarakat.
Karena sejatinya pancasila dpat tercermin dalam setiap aktivitas, bagian guru adalah membuat itu semakin jelas
BalasHapusbener bgt kak
HapusWah keren banget Cik Gu. Jadi ternyata Pancasila pun bisa diterapkan di setiap sendi kehidupan ya. No wonder sih, karena memang Pancasila nafas dasarnya dari agama juga. Sedikit saran, mungkin penulisan kata Pancasila bisa ditulis konsisten dengan huruf kapital. Semangat Cik Gu.
BalasHapussiap terimakasih koreksinya kakak Tari
HapusKeren Kak. Pembahasan mengenai pancasila sebagai dasar negara yang diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Kalau boleh, lain kali tulisannya dipisah menjadi beberapa alenia ya, Kak. Soalnya satu alenia bagi saya kepanjangan. Jadi enggak betah baca padahal bahasannya bagus.🙏
BalasHapushehehe iya ya kak, terimakasih sarannya ya
HapusWah kreatif bgt Bu guru. Nilai² Pancasila bisa diterapkan dimana saja yaa dalam kehidupan termasuk yg gak terpikirkan sama sekali yaitu Biologi. Masya Allah keanekaragaman buat kita semakin dekat dengan nilai² kehidupan ya..
BalasHapusiya kak, biar siswa ngeh cerminan dari apa yang mereka pelajari. tidak hanya sekedar belajar dan ulangan saja
HapusWahhhh mantapp Bu Guru. Implementasi nilai-nilai Pancasila sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Terimakasih atas ilmu yang luar biasa❤️❤️
BalasHapussama-sama kak
HapusMantappp Bu Guru ❤️❤️
BalasHapusSuka dengan pengalaman mengajarnya. Sepertinya seru sekali ya. Tapi template tulisannya agak kurang nyaman untuk dibaca huhu.
BalasHapusiya kak fontnya saya ganti hehe
HapusNica Bu guru ><
BalasHapusthank youuu
HapusWah saya menemukan insight baru. Dulu saya gak pernah suka pelajaran PKN. Mungkin kalau guru PKN saya bisa menyampaikan materi seperti Ibu, saya gak akan pernah benci PKN. Semangat Bu! Mungkin di lain kesempatan, pemilihan font bisa lebih diperhatikan lagi karena font ini kurang nyaman dibaca, Bu. Tapi overall sudah bagus.
BalasHapusyey... terimakasih ya sarannya, sy coba ganti, hehe
HapusMenarik sekali ya, kurikulum sekarang. Usaha mengembalikan nilai Pancasila ke dalam sanubari setiap warga Indonesia sungguh patut diacungi jempol. Kurikulum saat ini bisa membuat Pancasila mudah diimplementasikan ke dalam setiap aspek kehidupan. Salah satunya, dalam tataran pendidikan, ternyata bisa masuk ke semua jenis mata pelajaran. Keren 👍
BalasHapusKeren nih kak menginspirasi sekali, saya dulu sangat suka dengan biologi, terlebih karena guru saya menjelaskan biologi secara nyata bukan hanya teori jadi siswa lebih tau dengan pasti apa yang dibaca bukan hanya dinalar sambil dibayangkan saja. Apalagi untuk kurikulum merdeka ini memang siswa harus lebih aktif, jadi seharusnya menjadi tugas yang berat untuk seorang guru untuk memutar otak bagaimana agar para siswanya bisa aktif selama pembelajaran. Cukup tau sekilas aja sih tentang kurikulum merdeka, hehe.
BalasHapuskeren sih klo ada guru yang aplikatif gitu, siswa jadi lebih cepat memahami apa yang dipelajari, bukan sekedar menghafal
Hapussuka dengan pengalamannya.. sederhana tapi begitu menginspirasi... sukses selalu kak
BalasHapusThank you kak
HapusSebagai aku yang tidak merasakan apa itu kurikulum merdeka, melalui tulisan kakak jadi tahu. Dan ternyata seseru itu. Murid bisa eksplore lebih. Dari tulisan kakak pun aku bisa tau juga, tentang apa yang dipikirkan dan ditujukan oleh guru setiap memberi tugas kepada siswanya. Karena nih, namanya siswa suka ngomel kak, kalau ada tugas, hihi. Jadi berasa tercerahkan setelah baca ini. Terima kasih kak
BalasHapushehehe iya sama-sama, jaman sekarang anak sudah full di sekolah harusnya beban tugas smcam PR harus diminimalisir
HapusWah keren kali bu guru satu ini
BalasHapusthank you
HapusBaru ngeh hubungan biologi dengan pancasila, menarik. Terima kasih sudah berbagi kak
BalasHapusThank you kak
BalasHapus