Finally, hari ini adalah hari terakhir saya mengikuti masa open recruitment. Melalui sistem eliminasi, alhamdulillah tanpa terasa saya mampu mengikuti selama 6 minggu.
Pertama kali saya mengetahui informasi ini dari instagram
komunitas ODOP. Saat itu saya sedang proses menulis untuk lomba guru. Sudah beberapa
tahun saya tidak aktif menulis lagi, kecuali menulis status, hahaha.
Ternyata semesta mendukung saya. Ketika scroll IG, saya
menemukan informasi event open recruitment (oprec) anggota ODOP batch 11. Tidak menunggu
lama, saya langsung berusaha daftar memenuhi syarat yang telah ditentukan. Akhirnya
saat pengumuman, nama saya lolos mengikuti event tersebut.
Masa OPREC
Saya merasa sedang bernostalgia ketika memulai event ini
karena aktivitas menulisnya dilakukan di blog. Mau tidak mau saya harus
menengok blog lama saya yang sudah bersarang laba-laba.
Peserta yang telah lolos dikumpulkan di satu grup besar,
OPREC ODOP 2023. Kemudian grup besar tersebut dibagi menjadi 2 kelompok kecil,
Buya Hamka dan Dee Lestari. Saya berada di kelompok Dee Lestari bersama sekitar
22 teman lainnya.
Grup kecil ini dikawal oleh PiJe. Dia adalah Kak Siti dan
Kak Thia, penanggung jawab grup Dee Lestari yang bertugas untuk menjelaskan
aturan, mengumumkan kelas yang akan dilangsungkan, merekam aktivitas anggota, dan
mengingatkan tugas-tugas seluruh anggota grup.
Eliminasi Setiap Hari Senin
Sesuai dengan nama komunitasnya, one day one post, maka di
event kali ini pun juga sama. Kami para peserta ditugaskan untuk menulis bebas
setiap hari di blog masing-masing. Setiap hari pula kami juga wajib melakukan
blogwalking. Kegiatan ini selain bermanfaat menambah traffic blog teman, juga
dapat menambah kosa kata dan referensi kepenulisan. Mustahil kita dapat menulis
kalau tanpa membaca.
Setiap minggunya, kami dibekali materi-materi yang menarik
tentang dunia kepenulisan. Kami juga saling berkenalan satu sama lain secara
bergantian lewat sesi SJLD (Satu Jam Lebih Dekat). Dari keseluruhan aktivitas
yang kami ikuti, kami akan mendapatkan poin.
Poin yang diperoleh masing-masing peserta akan direkap oleh
PiJE setiap minggunya. Kemudian hari Senin kami akan mendapatkan pengumuman
siapa saja yang harus tereliminasi dari event ini. Jadi, hari setiap hari
Senin, saya berasa seperti mengikuti Indonesian Idol yang deg-degan takut
terliminasi.
Pernah di minggu awal saya hampir tereliminasi akibat tidak
membaca instruksi dengan benar. Namun, saat itu pihak panitia memberikan
dispensasi pada beberapa peserta untuk memperbaiki tulisannya maksimal Senin
jam 9 pagi.
Masih ingat sekali Senin itu bersamaan di sekolah saya ada
acara pelepasan siswa kelas 12. Di satu sisi saya harus mengikuti acara itu, di
sisi yang lain ada chat dari kak PiJe tentang masa tenggang yang diberikan
panitia. Hingga akhirnya saya menemukan sela dan alhamdulillah bisa lolos ke
minggu selanjutnya.
Jiwa Perfeksionis yang Mulai Terkikis
Selama mengikuti event ODOP ini, saya merasa lebih percaya
diri dengan apa yang saya tulis. Walaupun kualitasnya tidak sebaik teman-teman
yang lebih berpengalaman, namun kami diajarkan untuk saling menghargai dan
tetap memberi masukan dengan baik pada tulisan teman melalui kegiatan bedah
tulisan.
Adab seorang penulis seperti ini menurut saya sangat penting
agar sesama penulis tidak saling menjatuhkan. Malah sebaliknya, kami bisa
saling mendukung, saling memberikan semangat agar setiap minggunya lolos semua.
Melalui event ini setiap harinya mau tidak mau saya harus
menulis apapun itu, kecuali hari tertentu yang temanya sudah ditentukan. Hal ini
membuat saya yang dulunya terlalu mikir sempurnanya tulisan kalau akan
memposting tulisan, menjadi lebih mempersempit ruang perfeksionis yang saya
punyai.
Bayangkan jika jiwa perfeksionis itu tetap saya junjung
tinggi, saya rasa tulisan saya tidak akan jadi one day one post, malah jadi one
week one post, hehehe. Saya mulai tidak terlalu mempedulikan penilaian orang
terhadap tulisan saya. Tujuannya adalah memfokuskan untuk pembelajaran diri
sendiri dahulu supaya lebih berani dan segera action.
Materi yang Diikuti
Dalam event ini kami dibekali materi-materi yang setiap
minggunya semakin menarik apalagi dengan interaksi grup yang semakin aktif
karena lebih saling mengenal.
Beberapa materi yang saya ikuti diantaranya tentang 1)
mengenal blog, 2) mengenal tulisan fiksi, 3) mengenal tulisan non fiksi, 4) mengenal
perubahan tata bahasa, 5) writerpreneur, 6) teknik menulis cerita anak, 7)
mengangkat isu viral menjadi tulisan opini, 8) personal branding, 9) cara mereview
buku, 10) 5 key writing strategies, 11) mengenal jenis-jenis penerbit.
Seluruh materi yang saya ikuti semuanya memiliki kesan
tersendiri bagi saya. Ketika pertama kali mengikuti kelas dengan tema mengenal
blog, jujur saya merasa minder sekali dengan teman-teman yang pengetahuan
tentang dunia blog dan tulisan luar biasa. Banyak sekali istilah yang belum
saya pahami. Benar-benar harus berlari untuk mengejar ketinggalan.
Materi yang membuat saya paling tersentuh adalah materi dari
kak Widya tentang 5 key writing strategies. Materi yang diberikan amat menyentuh
hati saya. Misalnya saya tersentil ketika kak Widya mengingatkan “kalau masih
ada dendam atau emosi negatif ketika menulis, lebih baik berhentilah jadi
penulis.”
Benar saja, di tulisan saya sebelumnya saya menuliskan suatu
kisah yang hampir mirip dengan kehidupan saya. Saya menuliskannya dengan masih
ada dendam. Lalu apa yang terjadi? Kisah yang saya tulis tidak sanggup saya
teruskan. Hal ini terasa menguras energi saya.
Lalu Kak Widya juga mengingatkan terkait tujuan untuk
menulis? Untuk apa? Saya jadi teringat mimpi saya untuk jadi seorang motivator.
Saya ingin punya pengaruh baik dan memberi impact yang positif pada orang lain.
Namun, saya terkendala kurang kepercayaan diri ketika tampil di depan banyak
orang.
Dari kelas tersebut saya terpikirkan untuk terhubung dengan
orang lain melalui tulisan. Siapa tahu karya saya dibaca dan dapat memberikan
motivasi pada diri pembaca.
Last…
Dari OPREC 2023 saya belajar banyak hal. Manajemen waktu,
konsistensi, fleksibilitas, rasa menghargai terhadap karya, adab memberikan
kritik dan saran, dll. Manajemen waktu dan konsistensi menjadi 2 fokus utama
saya, karena hal tersebut adalah PR besar.
Adanya tanggung jawab sebagai seorang istri, seorang ibu,
seorang guru, membuat saya seperti harus membelah diri untuk menyelesaikan
tugas-tugas di masing-masing peran itu. Ada kala ingin berhenti, akan tetapi
saya berusaha melawannya agar konsistensi saya dapat terbangun dari event ini. Walaupun
tertatih-tatih ada hutang tulisan, tapi saya tetap berusaha menyelesaikan tugas
tersebut.
Di akhir tugas ini, saya mengucapkan terimakasih kepada
suami saya yang telah mengizinkan ikut event ini. Terimakasih sudah sabar
membangunkan saya sebelum jam Cinderella (23.59 WIB) ketika saya belum
menyelesaikan tulisan. Terimakasih telah memberikan space waktu buat saya untuk
menyelesaikan tugas tanpa “gangguan” anak.
Terimakasih pula kepada panitia OPREC 2023 yang telah
memfasilitasi saya dan teman-teman untuk berkembang menjadi seorang penulis
yang baik. Terimakasih telah menyusun materi sedemikian runutnya, memilihkan
pemateri-pemateri yang juga luar biasa.
Terimakasih kepada teman-teman OPREC 2023 khususnya
teman-teman di grup Dee Lestari yang telah mensupport saya. Kalian selalu
memberikan semangat positif dan mendukung agar masing-masing dapat lolos sampai
akhir.
Sampai bertemu di event selanjutnya ya…
See you!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar