Senin, 09 Desember 2013

Ceritaku Tentang Musik

Musik............................
    Gitar...
    Piano...
    Drum...
    Bass...
    Biola....

Serangkaian harmoni semua alat musik itu akan sangat indah didengarkan. Masing-masing musik akan memiliki energi tersendiri bagi pendengarnya. Begitu pula denganku. Musik memberikanku energi yang amat penting, karena melalui musik aku mampu berimaginasi jauh, bahkan sering kali terlalu jauh, hehehehe.

Dulu aku tidak pernah peduli dengan musik apa yang akan aku dengar, tapi setelah mengenal salah satu motivator terkenal yaitu Ippho Santosa, aku diingatkan untuk tidak mendengarkan musik yang mellow karena hal ini berbahaya bagi hati dan pikiran :D Pikiran bisa jauh melayang kemana, hati bisa ikut "hanyut". Apalagi musik-musik berlirik galau plus musik yang menggalaukan. Wahh, siap2 energimu akan habis disana.

Musik yang kita dengarkan, baik lirik maupun nadanya sedikit banyak akan berpengaruh terhadap emosi kita. Misalnya pagi hari kita mendengarkan musik bernada mellow, maka dimungkinkan tenaga kita untuk melalui hari itu akan lemah atau "seadanya". Beda ceritanya jika kita mendengarkan musik yang energik, seringkali kita akan merasakan suntikan energi lebih melalui setiap hentakannya. Namun, tidak semua musik energik memberikan energi positif bagi kita. Adapula musik energik yang menyuguhkan lirik "nyleneh", vulgar, intinya nggak panteslah.. Ini yang perlu kita hindari sebenarnya. Juga tidak semua musik mellow meloyokan, ada musik-musik religi yang alunannya mellow tapi liriknya luar biasa.

Bagiku sendiri, pemilihan musik sangat penting. Setiap hentakan drum, setiap petikan gitar dan bass, setiap dentuman piano mempunyai arti penting dalam pengelolaan imajinasiku. So, aku harus berusaha mensortir lagu-lagu yang aku dengar maupun yang aku nyanyikan. Takutnya jadi "doa". Iya kalau liriknya bagus, nah kalau liriknya tentang perceraian dan hal-hal negatif lain? bisa jadi boomerang. Nauudzubillah...
Hal yang suka aku lakukan adalah memilih lagu-lagu berbahasa asing agar aku minim bernyanyi, minim tau artinya, hanya mengikuti alunan musiknya. Menurutku itu lebih aman. Dan suka menyisipkan lagu-lagu religi maupun lantunan ayat-ayat Al-Quran agar tidak terlalu terlena. Bagiku sebagai seorang bertipe mesin kecerdasan #Insting, musik memegang peranan yang lumayan penting karena cara belajarku lebih maksimal jika ada musik, tapii tetep diperhatikan musik yang seperti apa :)

Ke depannya aku ingin sekali bisa memainkan alat musik seperti dulu ketika SMP bisa bermain gitar. Berhubung lama sudah tidak dilatih tangan jadi kaku dan lupa dengan kunci-kuncinya. Kenapa hal ini ingin sekali aku lakukan? emmm, bingung juga mendeskripsikannya, yang jelas ketika ada musik yang membuatku nyaman, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh rasanya ingin mengikuti alunannya. Misalnya ketika mendengarkan lagu Vierra yang biasanya dominan piano, nah jari-jari tangan ini perlahan bergerak seolah aku bisa bermain piano, hehehe. Bisa bermain alat musik juga dapat membuatku lebih tenang, rileks kembali mengingat tipe #Insting adalah orang yang tempramental (sesuai), alat musik bisa menjadi salah satu wadahku menyalurkan sifat jelek tersebut agar tidak memecahkan barang-barang lagi, hahahaha.

Itu ceritaku tentang musik, mana ceritamu? :)


3 komentar:

  1. Kalau kata guru menulisku, mas Oddie Frente, sangat penting untuk memberi kesempatan pembaca bernafas di dalam membaca tulisan yang kita buat.

    Dulu....dst. Sepertinya akan lebih nyaman jika ada jeda titik.

    Kalau contohnya ditambah dengan misalnya lirik lagu ini, akan lebih joss:

    Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
    aku tenggelam dalam lautan luka dalam
    aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
    aku tanpamu butiran debu

    Gak banget nih lagu. Kalau Thomas Alfa Edison denger lagu ini dan ikut liriknya, niscaya kita tidak bisa menikmati cahaya lampu hari ini.

    Hehehe...comment dari seseorang yang juga sedang masih dalam tahap belajar.

    Saling belajar.

    BalasHapus
  2. asikkk, terimakasih sarannya pak :)
    sangat membangun..
    Iya saya msh di tahap awl sekali, prlu bnyk menggali ilmu "kemenarikan" dlm membuat tulisan

    BalasHapus
  3. Ia terlena dengan musik...hehe.
    apalagi musik sekarang kan menceritakan kebanyakan "tentang cinta" jarang ada yang berupa nasihat atau dakwah.

    BalasHapus