Sabtu, 26 Oktober 2013

"iga oh iga"

Jadwal lapar kemarin mepet sama jadwal sholat -__- Laper beudddd...! Akhirnya aku dan teman2 kos yang senasib makan di luar. Menu pilihan kami adalah -iga-. Uda lama banget sih nggak ngrasain iga lagi, penasaran rasanya sekarang gimana, hahaha.

Hap hap hap, ngenggg,,, menuju sebuah rumah makan yang menu utamanya iga. Aku pesen iga penyet plus es blewah.
Kayak gini makanannya (Gambar dari internet, he)

Enak sih, cuma kurang lengkap tanpa adanya sesuatu yang kriuk-kriuk misalnya krupuk, hahahaha.
Pas makanan datang pas adzan berkumandang. Hayo? Sholat dulu ato makan dulu? Aku memutuskan makan dulu karena memang benar-benar sudah lafarrrr... yum yum yum yum yum....

Selesai makan aku dan teman2 yang sudah selesai makan bergantian sholat di rumah makan tersebut.

"Tempat sholatnya di mana ya mas?"
"Di sana mbak, lurus aja nnti belok kiri, musholanya sebelah kanan"
"Oh iya mas terimakasih"

Berjalanlah aku ke arah yang sudah ditunjukkan. Wah enak nih semi outdoor tempat sholatnya, jd lebih sejuk. Tapi tempat wudhunya di mana ya? Ternyata tempat wudhunya outdoor! Disediakan semacam gentong yang ada pancurannya gituu.... Nggak ada tirai penutupnya, jadi keliatan dari jalan raya dan dari orang-orang parkiran.

"Mas tempat wudhunya yang tertutup di mana ya?"
"Wah nggak ada mbak"
"Ato kamar mandi deh mas"
"Nggak ada juga mbak"
"lah????"
"Toilet ada"
"Iya wes apa itu namanya"

Akhirnya aku wudhu di toilet -_- dan begitu masuk aku hanya bengong. "Bersih, tapi gimana caranya aku wudhu???" Gimana nggak bengong, yang tersedia di toilet itu hanya pancuran untuk WC duduk dan wastafel. Oke lah aku memutuskan wudhu di wastafel, gag apa2 dah kaki dinaekkan ke wastafel, hahaha.

hmmm, sayang sekali ya minusnya di rumah makan ini cuma satu, yaitu tempat wudhunya aja yang terbuka. Sering sekali di tempat-tempat yang "wah" dan lumayan banyak dikunjungi menyediakan tempat wudhu dan atau tempat sholat yang amat minim sehingga kurang membuat nyaman pengunjungnya. Misalnya saja di salah satu mall terbesar di Malang. Di sana hanya ada mushola seukuran "rumah mini" yang pengap banget ketika bareng2 sholat (misalnya sholat magrib). Hal ini menurutku kurang sekali karena mengingat mall tersebut memiliki lahan yang luas sekali untuk pembangunan mall utama dan juga luas sekali untuk lahan parkir, harusnya memiliki mushola yang layak dan lebih luas sehingga pengunjung yang kebetulan masih ada keperluan di mall tersebut dapat sholat dengan khusyuk dan lebih nyaman.

Senin, 07 Oktober 2013

Jangan Puji Aku


Betapa melenakannya ketika pujian itu mendarat pada kita, is it right?
akupun pernah merasakannya kawan :D

Seneng?
Pasti seneng lah, dipuji gitu lohhh... ^_^

Tapi tapi tapiiii,,,
Aku akan confuse ketika harus berhadapan dengan orang yang memuji
Bagaimana aku harus bereaksi?
Hal ini yang membuat sudah aku menjadi sering kali kurang menyukai pujian terutama pujian yang bersifat fisik
Aku lebih nyaman ketika orang memuji prestasiku, hasil jerih payahku, hasil kreatifitasku..

"bukannya sebagai cewek pasti akan senang sekali dipuji terkait penampilan?"
Iya seneng sih seneng, cuma itu kan sifatnya fisik? dan semua cewek pasti juga bisa melakukannya. Itu hanya terkait pinter-pinternya cewek itu memilih pakaian dan warna yang pantas buad dirinya :)
dan itu nggak ribet, itu hal yang simpel...
-pelajari aturan berpakaian dalam agamamu
-kenali dirimu
-berpakaianlah sesimpel mungkin

Itu aja sih menurutku, karena semakin ribet dalam berpenampilan maka itu akan merepotkan diri kita dan semakin menunjukkan kekurangan kita dalam berpenampilan.
"Kok bisa?"
Iya bisa dong, hehehe...
Misal nih, kamu nggak PD dengan kulitmu yang rada gelap, akhirnya kamu pakai bedak yang lebih tebal atau foundation. Sebagai cewek aku masih ngrasa ribet klo nglakuin itu, ribet ketika mau sholat, ribet ketika aktifitasnya padat dan hari yang panas.

Lagian terkadang lho itu malah nggak cocok buat kita.
Coba deh yang alami-alami aja, karena kealamian lebih segar dan simpel dipandang.
Bukan berarti nggak jaga penampilan lho ya? cuma buatlah penampilan kita sesimpel mungkin (sama-sama belajar)